Purwakarta Train

Purwakarta Train

Sabtu, 18 Oktober 2014

Stasiun Purwakarta


     Stasiun Purwakarta (PWK) yaitu Stasiun yang berada di jalur penghubung antara Bandung dan Jakarta tepatnya di antara stasiun Sadang dan Ciganea, Stasiun Purwakarta terletak di Jl. Kolonel Kornel Singawinata No. 1, Nagritengah, Purwakarta, Purwakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +84 m ini berada di Daerah Operasi II Bandung. Di dekat stasiun ini terdapat dipo lokomotif. Stasiun ini merupakan akhir dari jalur ganda (Double Track) dari area Jakarta sampai Purwakarta, dan dari Purwakarta sampai Padalarang hanya memiliki satu jalur (Single Track), Stasiun ini juga termasuk Stasiun kelas satu di Area Daerah Oprasi (Daop) 2 Bandung.

     Stasiun ini memiliki 6 jalur, Jalur 1  biasa disinggahi kereta Argo, Eksekutif, dan Ekonomi jarak jauh dari arah Utara (Arah Cikampek) , Jalur 2 biasa disinggahi kereta Argo, ksekutif, dan Ekonomi jarak jauh  dari arah Selatan (Arah Bandung), Jalur 3 jarang dilewati KA atau biasa dipakai untuk KA Barang, Jalur 4 biasa dipakai untuk KA Lokal Cibatu/ Lokal Jakarta, Jalur 5 dan 6 biasa dipakai untuk langsiran atau KRL Ekonomi.


     Menurut sejarahnya jalur kereta yang melintasi Purwakarta dibangun bertahap. Rintisan ini dimulai oleh perusahaan kereta swasta di Jakarta, Batavia Ooster Spoorweg Maatschappij (BOSM) yang membuka lintas pertama Batavia-Bekasi pada 31 Maret 1887. Kembali mengeksploitasi jalur, BOSM me lanjutkan rel kereta api Batavia-Karawang pada 20 Maret 1898. Jalur Karawang yang kemudian menyentuh Purwakarta terjadi ketika BOSM menjual asetnya kepada Pemerintah Hindia Belanda. Melalui perusahaannya, Staatsspoorwegen (SS), jalur menuju Purwakarta diresmikan pada 1902 Sedangkan rute terus ke Padalarang dibangun dan rampung pada 1906.
     Berjalan di sekitaran stasiun, ada kenangan yang masih terus membekas. Meski tampilan ba ngunannya sederhana, stasiun ini menyiratkan banyak fungsi. Stasiun juga menjadi depo kereta. Di halaman belakang berjejer dan ditumpuk berbagai model kereta yang mangkrak. Sejak zaman kolonial, stasiun ini juga menjadi bengkel lokomotif. Ini lantaran posisi stasiun yang mengarah ke Bandung merupakan awal dari rel yang menanjak dan berkelok. Lebih jauh berkeliling ke sisi timur, Stasiun Purwakarta juga memiliki beberapa gudang-gudang bekas penumpukan barang. Mulai gudang penumpukan beras, hingga alat-alat berat. Diketahui sebelumnya, stasiun ini jadi penyimpanan alat-alat dan material berat untuk proyek beberapa stasiun di jalur menuju Bandung. Saking bejibunnya gudang, jalan di sisi timur ini dikenal masyarakat dengan nama Jalan Gudang.


     Dahulu Stasiun ini terlihat asri, apalagi setiap sore banyak anak anak yang bermain sambil mlihat kereta tepatnya di sebelah timur stasiun, setiap saya hunting kereta saya dan teman teman Railfans juga sering duduk duduk sambal bercanda, mengemil, dan makan . namun kini setelah datangnya KRL Ekkonomi bekas yang ditumpuk di Purwakarta, stasiun ini sudah tak terlihat asri apalagi jika malam minggu karena stasiun ini tempatnya strategis yaitu di dekat pusat wisata kuliner Purwakarta menjadikan KRL bekas tersebut menjadi tempat berkumpulnya anak anak muda dan jika hari minggu stasiun ini menjadi salah satu jalan pintas menuju Car Free Day Purwakarta yang memang tempatnya tidak jauh dari area stasiun. Namaun, tumpukan KRL bekas tersebut tak menjadikan Stasiun Purwakarta kotor saja tapi menjadikan objek foto yang unik karena jarang sekali ada gerbong yang ditumpuk menyerupai gedung tinggi, banyak penumpang yang berfoto berlatarkan gerbong gerbong bekas tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar